Assalamuallaikum...
Hey yoo,,,
Ketemu lagi sama saya, betewe ini tulisan lama yang baru di up ke blog ya.
Entah tulisan ini bermanfaat atau tidak untuk orang banyak, entah tulisan ini terlihat seperti pencitraan atau tidak di mata yang membaca. Tapi ini penting bagi saya, menulis adalah cara saya mengevaluasi diri saya.
Saya adalah seorang ibu yang sama dengan ibu-ibu lain nya. Tidak ada kelebihan yang bisa saya bangga-banggakan, selain saya dapat membesarkan anak saya hingga saat ini dengan pola parenting yang berbeda dari apa yang pernah saya rasakan dan itu pun belum sempurna.
Ketika saya membahas tentang perilaku buruk orang tua terhadap anak nya, bukan berarti saya membenci orang tua tersebut. Bukan pula saya mengajarkan kepada orang lain untuk membenci orang tua nya, saya tidak pernah punya niatan seperti itu. Tapi dengan membahas apa yang telah orang tua kita lakukan, tindakan salah apa yang kita rasakan dan yang mereka lakukan saat membesarkan kita itu adalah bahan evaluasi terbaik untuk kita. Karena apa ? Dengan cara itu kita dapat memperbaiki apa yang salah dengan pola parenting yang di wariskan turun temurun dari orang terdahulu di keluarga kita.
Saya tidak bermaksud mengulik luka lama, membuat orang tua - orang tua menjadi tidak berharga di mata anak nya. Bukan itu, saya hanya membuka cela agar kita para orang tua bisa mengintip sedikit pola parenting mana yang harus kita rubah.
Beberapa kali nasehat masuk buat saya, entah itu dari komentar dalam postingan saya dan saya berterimakasih tentang itu. Entah lewat pesan pribadi di massage saya, atau ngomong langsung depan muka saya. "Jangan kamu ungkit-ungkit lagi kesalahan orang tua mu, toh mereka sudah membesarkan mu. Hitung berapa biaya yang mereka keluarkan untuk mu, hitung waktu yang terbuang untuk merawat mu, hitung berapa kali mereka harus menahan amarah sampai akhirnya hantaman mengenai tubuh mu. Stop membuka luka lama, membeberkan nya di publik. Harta segunung pun tak bisa membayar pengorbanan mereka"
Jawaban saya mudah saja. Hanya anak yang tau seberapa besar ia menyayangi, menghormati, menghargai orang tua nya. Lantas kenapa mereka bersikap seolah-olah apa yang orang tua mereka lakukan itu salah, karena mereka sedang mengevaluasi pola parenting apa yang sebaiknya mereka terapkan untuk anak mereka nantinya (yang artinya cucu dari orang tua mereka). Apa tujuan nya ? Agar apa yang mereka alami, apa yang mereka rasakan, efek yang terjadi pada mereka tidak pernah anak-anak mereka rasakan. Harapan kedepan agar pola parenting yang mereka terapkan pada anak-anak mereka berefek positif. Karena orang tua selalu ingin yang terbaik bagi anak nya. Mereka berusaha memutuskan mata rantai pola parenting buruk yang telah menjadi warisan turun temurun.
Saya bukan ibu yang sempurna, karena tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini. Tapi saya bisa menyempurnakan cara saya mendidik anak saya, dengan cara apapun salah satu nya tetap belajar. Bagaimana seorang ibu rumah tangga dengan segudang pekerjaan harian dan masih mampu belajar ? Dengan bangga saya menjawab, saya belajar hanya lewat media sosial. Media sosial bukan hanya tempat untuk bertegur sapa, memajang foto Selfi, wefie, dll, bukan hanya tempat jualan online, bukan hanya tempat pro kontra politik. Tapi medsos bagi ibu-ibu milenial ini juga adalah SD, SMP, SMA, Universitas nya untuk mereka menimba ilmu.
Ada ratusan grup official parenting di sana, kebiasaan Ibu-ibu yang tidak bisa jauh dari hengpong menguntungkan sekali karena Meraka dapat belajar APAPUN di sela-sela kegiatan mereka kepo berita gosip tentang artis idola nya. Dari situ juga saya tau tentang "INNER CHILD" Sesuatu yang harus saya perbaiki sekarang.
Bagaimana cara mengendalikan emosi ? Hahaha... Sampe saat ini saya pun tidak menemukan cara nya 🤣🤣. Hal tersulit bagi saya, mengendalikan emosi saya saat ekspetasi yang terlalu tinggi tidak sesuai dengan realita yang terjadi 😅. Tapi dengan saya mengintip sedikit-sedikit jauh kebelakang, saya menemukan titik terang. Walau kata beberapa orang netijen saya tidak berterima kasih pada orang tua karena mengungkit-ungkit masa lalu, yang harusnya sudah saya lupakan dan wajib saya maafkan (memaafkan masa lalu).
Jika ada orang mengingat-ingat apa yang terjadi dulu, bukan berarti mereka tidak memaafkan semua yang sudah terjadi. Mengutarakan nya kembali itu adalah salah satu proses evaluasi, baik itu di publik atau tidak. Menurut saya itu tidak salah, dan naluriah sekali jika ada orang yang sesekali mengutarakan rasa kekecewaan nya. Mungkin itu saat yang tepat karena selama ini mereka bingung bagaimana cara mengungkapkan nya. Jadi stop menasehati orang jika anda tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, agar anda terlihat bijaksana di mata orang lain.
Emosi yang tidak terkendali itu membawa saya menjadi orang yang tidak bersyukur.
Pernah tidak kalian seperti ini 👇
🌼 Anak nya aktif orang tua nya ngomel "duh, kamu itu gak bisa diem sama sekali" mereka lupa banyak orang tua yang mendambakan anak nya bisa melangkah dan berdiri walau hanya beberapa detik saja.
🌼 Anak nya hobi ngomong orang tua nya ngeluh "duh, kamu ini merepet terus kayak beo diem toh gak capek apa mulut mu" mereka lupa bahwa banyak sekali orang tua yang berharap mereka dapat mendengar suara anak nya walau hanya 1 kata.
Masih banyak lagi hal-hal yang membuat saya lupa untuk bersyukur. Dan itu semua berawal dari rasa lelah dan emosi yang tidak terkontrol. Dan itu yang sedang saya perjuangkan, sulit sekali merubahnya karena sudah menjadi habit.
Jadi emak/bapak jangan menganggap apa yang orang tua kalian lakukan itu semuanya benar dan anda membenarkan apapun yang telah Meraka lakukan padahal anda tau itu salah. Hanya karena anda pikir membenarkan apapun pola parenting yang mereka ajarkan kepada anda semata-mata karena mereka ingin yang terbaik buat Anda. Dan dengan cara itu pula anda mendidik anak anda, menurut saya itu suatu keputusan yang salah. Saya yakin orang tua kita juga ingin yang terbaik buat kita, hanya saja mereka dulu tidak menemukan cara nya karena mereka pun terbelenggu habit yang salah.
"Putuskan mata rantai pola parenting tidak baik dan kekerasan yang diwariskan turun temurun, karena itu akan membuat luka menganga yang akan sulit di sembuhkan"
Kalo bukan kita yang memulai, lantas siapa lagi ?
#elatiaraputri
#caramenghargaipenulisadalah
#JANGANCOPASTULISANNYA
#APALAGITAGARNYADIHILANGKAN
No comments:
Post a Comment