Perkosaan tetaplah perkosaan, jangan karena tidak setuju dengan RUU lalu kita mengabaikan perasaan korban.
Merasa bersalah lah ketika kalian menjadikan kata "perkosaan" sebagai leluconan, guyonan, meme yang membuat banyak orang tertawa terbahak-bahak.
"Belum tau enaknya diperkosa suami" kalimat tersebut yang anda jadikan guyonan.
Apakah ada perbedaan makna dari kata perkosa tersebut jika yang melakukan suami dengan jika yang melakukannya bukan suami ?
Ketika "perkosaan" sudah dijadikan bahan lelucon, bagaimana anda bisa berempati pada korban-korbannya.
Perkosaan tetaplah perkosaan, tidak ada kata nikmat di dalam nya(jika kalian tidak percaya, maka sempatkan sharing ke korban-korban kasus tersebut). Pernahkah anda berfikir untuk bertanya kepada para korban perkosaan bagaimana rasanya ketika mereka mengalami hal tidak manusiawi tersebut ? Dan itu anda jadikan bahan lelucon.
Pernahkah anda berfikir seperti apa jerit tangis mereka saat teringat kejadian jahat yang menimpanya ?
Jika karena status suami sah maka makna dari perkosaan itu berubah di mata anda. Setidaknya sisakan sedikit empati anda untuk para korban perkosaan yang bukan dilakukan oleh laki-laki yang berstatus suami maupun korban marital rape.
Kata tersebut tidak layak untuk anda jadikan bahan lelucon. Sama sekali tidak !
Ketika sesama wanita sudah tidak saling menghormati. Maka sangat wajar sekali banyak wanita yang merasa lemah.
Bagaimana anda mampu merangkul wanita-wanita korban kekerasan dari laki-laki, ketika anda menjadikan tindakan perkosaan sebagai bahan leluconan.
Setelah membaca banyak sekali berita dan kisah tentang kasus "marital rape" tidak ada satupun disana korban yang merasa "MENIKMATI" perlakuan pasangannya. Apalagi sampai meminta untuk pasangannya memperkosa, sama sekali tidak ada.
Perkosaan itu ya termasuk kekerasan seksual, namun lebih spesifik lagi karena berarti disana lelaki(suami/bukan suami) memaksa istri/perempuan untuk digauli hingga menimbulkan trauma / luka dll
Ada kasus dimana istri sedang sakit, lemah tidak berdaya suami minta jatah. Istri menolak karena memang kondisi saat itu tidak memungkinkan melakukan hubungan intim. Suami mendorong istri dan menggauli paksa saat istri terkulai lemah hingga tidak berdaya. Apakah karena statusnya suami jadi tidak boleh disebut pemerkosaan ?
"Ya itu kan suaminya aja yang gila, ela ?" Lah iya emang suaminya biadab, namun apa tidak mungkin kasus seperti ini ada ? Ada, banyak bahkan. Makanya butuh empati kalian sedikit saja. (Aku, kita wajib bersyukur mendapat laki-laki yang memperlakukan istri dengan baik).
"Itu termasuk KDRT ela" ya memang termasuk KDRT, kekerasan seksual. Namun memaksa menggauli/menggagahi nya itu kan ya namanya juga perkosaan toh. Walau yang maksa itu berstatus suami.
Saya memang tidak mampu mengajak kalian untuk bisa berempati, jika ternyata hati kalian sebetulnya memang sudah mati.
Coba berfikir sejenak, begitu banyaknya kasus kekerasan seksual yang terjadi. Begitu banyak korban memilih diam, mereka tidak punya kekuatan untuk bersuara. Karena apa ? Karena kalian yang juga para wanita menjadikan "perkosaan" sebagai bahan leluconan. Sesama wanita saja kalian begitu, bagaimana dengan para lelaki jahat di luar sana. Semakin leluasalah mereka menyepelekan pelecehan seksual sebagai perilaku receh. Wong di mata perempuan aja kekerasan seksual dianggap hal receh yang bisa dijadikan lelucon kok. Kalian perempuan yang melemahkan sesama perempuan. Sungguh luar biasa kan kalian.
Cukuplah membuat hal-hal sensitif seperti itu sebagai bahan leluconan. Itu tidaklah bijaksana !
Perkosaan tetaplah perkosaan, mau itu dilakukan oleh laki-laki bukan suami atau yang sudah menjadi suami sah. Perkosaan tetaplah perkosaan, yang akan menimbulkan trauma/luka pada korbannya yang pasti sulit disembuhkan. Perkosaan tetaplah perkosaan, tidak ada sedikitpun kenikmatan didalamnya jika tidak percaya tanyakan pada korban2nya. Perkosaan tetaplah perkosaan, tidak ada makna yang berubah karena ikatan pernikahan yang sah.
Perkosaan dalam rumah tangga bukan hanya berhubungan intim dengan paksaan dan berakhir istri menikmatinya dan klimaks keduanya. Bukan !
Perkosaan dalam rumah tangga bukan berjima' dengan adab-adab yang sudah di tentukan dalam agama(saya muslim). Bukan !
Kita diberi akal pikiran dan perasaan oleh Allah SWT ada tujuannya, maka gunakanlah !
No comments:
Post a Comment