Sore panas terik, 1 keluarga besar sedang ngumpul sambil bergosip ria. 4 ibu tua, 1 ibu muda, 1 anak muda (sebut saja bujang) usia 21 tahun.
Anak ini masih kuliah di sebuah univ negeri, dan sekarang udah masuk semester 10. Iya... emang telat 1 tahun untuk target lulus kulyah 4 tahun.
Bukan karena si bujang ini pemalas, bukan karena si bujang ini bodoh.
Tapi karena si bujang kuliyah di tempat dan jurusan yang tidak dia sukai, sibujang terpaksa menjalani karena paksaan orang tua nya.
Sudah sering sekali bujang mendapat tekanan2, mulai dari orang tua, keluarga dekat, keluarga jauh, teman, dan lingkungan sekita. Mereka memang tidak dengan sengaja, tapi setiap perkataan yang terucap seperti bullyan.
Orang tua dengan gampang nya menyalahkan si bujang, padahal jika orang tua tidak memaksakan ego nya. Si bujang kemungkinan sudah menyelesaikan kuliyah nya, si bujang ini hebat dibidang seni. Sibujang punya imajinasi yang luar biasa, hanya saja si bujang kuliyah di jurusan yang bertolak belakang dengan kemampuan nya.
Si bujang mulai berani mengasah kemampuan nya, dari hobby nya mendesain logo. Sibujang mendapatkan beberapa puluh ribu setiap hari nya, tapi kemarin saya mendengar kalimat yang sangat menghancurkan mental si bujang.
" ah logo mu itu masih ecek2, beda dengan mereka yang sudah ahli. Dihargai berapa logo begitu "
Wow... mereka dengan mudahnya menjatuhkan mental sibujang, wow... mereka dengan mudahnya menghancurkan mimpi si bujang.
Orang lain pun ikut2an, meremehkan apa yang sedang bujang perjuangkan. Meremehkan apa yang sedang bujang usahakan, tapi aku tidak bisa menyalahkan orang2 ini. Karena semua berawal dari orang tua si bujang, sering nya menjatuhkan harga diri anak di depan orang lain. Membuat anak tersebut rendah di mata orang lain, tidak ada wibawa sama sekali.
Disini letak permasalahannya, jika ingin anak kita di hargai orang lain. Jangan menjatuhkan harga diri anak kita sendiri, apalagi menghapus kewibawaan dalam dirinya. Ia akan menjadi anak yang pengecut, akan menjadi anak yang penakut. Ia akan kehilangan harga diri nya, merasa kecil di tengah2 masyarakat besar. Dan akhirnya merasa hilang, ada tapi tak ada.
Seharusnya peran orang tua itu mendukung apa yang anak lakukan, membimbing mereka, mendorong mereka, memberi merek kekuatan. Bukan malah menghancurkan impian mereka, bukan juga menjatuhkan mental mereka.
Hanya karena kita sudah merasa sukses terlebih dahulu, lalu dengan mudah nya kita memangkas semangat juang anak kita.
Hei... itu ego dan jangan sekali2 di ikuti. Masa depan anak tergantung dukungan orang tua, jangan membanding2kan anak orang lain dengan anak kita. Itu akan menghancurkan mental dan harga diri nya, akhirnya anak menjadi tidak punya rasa percaya diri.
Pribadi anak itu orang tua yang menciptakan, pribadi anak itu orang tua yang membentuk. Setiap anak itu amazing, tugas kita sebagai orang tua menggali kemampuan anak. Membimbing sesuai kemauan anak, membentuk pribadi tanpa memaksa anak menjadi orang lain.
Pesan saya untuk si bujang, jadi lah diri mu sendiri. Qmu hebat, aku yakin qmu bisa mengangkat derajat keluarga. Qmu bisa membahagiakan orang tua, aku mendukungmu selalu 😍😘😘
#CurhatanUmiQueen
#elatiaraputri
Follow ig @elatiaraputri
Fb Ela Tiara Putri
No comments:
Post a Comment